Minggu, 25 Januari 2015

IPTEK & KEMISKINAN

PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN & TEKNOLOGI DAN KAITANNYA DENGAN KEMISKINAN



I.             Ilmu Pengetahuan dan Sikap Ilmiah



        A.    Pengertian Ilmu Pengetahuan

Ilmu (sains) berasal dari Bahasa Latin scientia yang berarti knowledge. Ilmu dipahami sebagai proses penyelidikan yang berdisiplin. Ilmu bertujuan untuk meramalkan dan memahami gejala-gejala alam. Ilmu pengetahuan ialah pengetahuan yang telah diolah kembali dan disusun secara metodis, sistematis, konsisten dan koheren.

Pengetahuan (knowledge) adalah sesuatu yang diketahui langsung dari pengalaman, berdasarkan panca indra, dan diolah oleh akal budi secara spontan. Pada intinya, pengetahuan bersifat spontan, subjektif dan intuitif. Pengetahuan berkaitan erat dengan kebenaran, yaitu kesesuaian antara pengetahuan yang dimiliki manusia dengan realitas yang ada pada objek.

Menurut para ahli, pengertian dari Ilmu Pengetahuan adalah sebagai berikut :
·         Moh. Hatta
ialah suatu hal yang teratur tentang pekerjaan hukum kausal dalam suatu golongan masalah yang sama tabiatnya, juga menurut kedudukannya tampak dari luar, maupun menurut bangunnya dari dalam.
·         Van Poelje
adalah tiap-tiap kesatuan pengetahuan, di mana  dari masing-masing bagian bergantung satu sama lain yang teratur secara pasti menurut asas-asas tertentu.
·         Soerjono Soekanto
adalah Pengetahuan (knowledge) yang tersusun sitematis dengan menggunakan kekuatan pemikiran, pengetahuan dimana selalu dapat diperiksa dan ditelaah (dikontrol) dengan kritis oleh setiap orang lain yang mengetahuinya.

Jadi, dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian dari Ilmu Pengetahuan adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan, dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia. Bukan sekadar pengetahuan (knowledge), tetapi merangkum sekumpulan pengetahuan berdasarkan teori-teori yang disepakati dan dapat secara sistematik diuji dengan seperangkat metode yang diakui dalam bidang ilmu tertentu.




         B.       Sikap Ilmiah yang terkait Ilmu Pengetahuan

Metode Ilmiah merupakan suatu cara sistematis yang digunakan oleh para ilmuwan untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Metode ini menggunakan langkah-langkah yang sistematis, teratur dan terkontrol. Sedangkan Sikap Ilmiah adalah suatu sikap yang menerima pendapat orang lain dengan baik dan benar yang tidak mengenal putus asa serta dengan ketekunan juga keterbukaan. 

Sikap ilmiah merupakan sikap yang harus ada pada diri seorang ilmuwan atau akademisi ketika menghadapi persoalan-persoalan ilmiah untuk dapat melalui proses penelitian yang baik dan hasil yang baik pula. Metode Ilmiah didasari oleh adanya sikap ilmiah.  Sikap-sikap ilmiah tersebut meliputi :

1)     Rasa Keingintahuan (Curiousity)
     Bagi seorang ilmuwan hal yang dianggap biasa oleh orang pada umumnya, hal itu merupakan hal penting dan layak untuk diselidiki. Apabila menghadapi suatu masalah yang baru dikenalnya, maka ia beruasaha mengetahuinya, senang mengajukan pertanyaan tentang obyek dan peristiwa, kebiasaan menggunakan alat indera sebanyak mungkin untuk menyelidiki suatu masalah, memperlihatkan gairah dan kesungguhan dalam menyelesaikan eksprimen.
2)    Sistematik
Yaitu yang berarti suatu penelitian harus disusun dan dilaksanakan secara berurutan sesuai pola dan kaidah yang benar, dari yang mudah dan sederhana sampai yang kompleks.
3)    Logis
Suatu penelitian dikatakan benar bila dapat diterima akal dan berdasarkan fakta empiris. Pencarian kebenaran harus berlangsung menurut prosedur atau kaidah bekerjanya akal, yaitu logika. Prosedur penalaran yang dipakai bisa prosedur induktif yaitu cara berpikir untuk menarik kesimpulan umum dari berbagai kasus individual (khusus) atau prosedur deduktif yaitu cara berpikir untuk menarik kesimpulan yang bersifat khusus dari pernyataan yang bersifat umum.
4)    Obyektif
artinya menyatakan segala sesuatu tidak dicampuri oleh perasaan senang atau tidak senang. Melainkan benar atau tidaknya realitas dilapangan dengan segala kondisi dan situasi yang ada.
5)    Tekun
Tidak bosan mengadakan penyelidikan, bersedia mengulangi eksprimen yang hasilnya meragukan tidak akan berhenti melakukan kegiatan-kegiatan apabila belum selesai, terhadap hal-hal yang ingin diketahuinya ia berusaha bekerja dengan teliti.
6)    Hati-hati & Teliti
Sikap hati-hati ini ditunjukkan oleh ilmuwan dalam bentuk cara kerja yang didasarkan pada sikap penuh pertimbangan, tidak ceroboh, selalu bekerja sesuai prosedur yang telah ditetapkan, termasuk di dalamnya sikap tidak cepat mengambil kesimpulan. Pengambilan kesimpulan dilakukan dengan penuh kehati-hatian berdasarkan fakta-fakta pendukung yang benar-benar akurat.


II.           Teknologi dan Perbandingan Teknologi Barat-Timur



         A.    Pengertian Teknologi

Teknologi keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yang diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia. Penggunaan teknologi oleh manusia diawali dengan pengubahan sumber daya alam yang dirancang menjadi alat-alat sederhana. Penemuan prasejarah tentang kemampuan dalam mengendalikan api telah menaikkan ketersediaan sumber-sumber pangan, sedangkan penciptaan roda telah membantu manusia dalam beperjalanan dan mengendalikan lingkungan mereka.

Teknologi telah memengaruhi masyarakat dan sekelilingnya dalam banyak cara. Banyak kelompok-kelompok ditengah masyarakat, yang membuktikan bahwa teknologi telah membantu memperbaiki ekonomi (termasuk ekonomi global masa kini) dan telah memungkinkan bertambahnya kaum senggang. Banyak proses teknologi menghasilkan produk sampingan yang tidak dikehendaki, yang disebut pencemar, dan menguras sumber daya alam, merugikan dan merusak Bumidan lingkungannya.

Berbagai macam penerapan teknologi telah memengaruhi nilai suatu masyarakat dan teknologi baru seringkali mencuatkan pertanyaan-pertanyaan etika baru. Sebagai contoh, meluasnya gagasan tentang efisiensi dalam konteks produktivitas manusia, suatu istilah yang pada awalnynya hanya menyangku permesinan, contoh lainnya adalah tantangan norma-norma tradisional.

Tak dapat dipungkiri jika kemajuan teknologi masa kini berkembang sangat pesat. Hal ini dapat dibuktikan dengan banyaknya inovasi-inovasi yang telah dibuat di dunia ini. Dari hingga yang sederhana, hingga yang menghebohkan dunia. Sebenarnya Teknologi sudah ada sejak zaman dahulu, yaitu zaman romawi kuno. Perkembangan teknologi berkembang secara drastis dan terus berevolusi hingga sekarang. Hingga menciptakan obyek-obyek, teknik yang dapat membantu manusia dalam pengerjaan sesuatu lebih efisien dan cepat. Salah satunya adalah seperti yang ada di Indonesia, yaitu fenomena mobil esemka yang diciptakan beberapa sekolah di Solo. Telah membuat inovasi mobil Nasional untuk Indonesia. Selain itu juga, ada di Sidoarjo yang memproduksi kapal laut untuk kebutuhan melaut.

Pengertian kapitalisme memiliki empat kata kunci, yaitu: (1) berorientasi pada produksi, (2) memperjualbelikan hasil produksi sebagai komoditi melalui pasar, (3) mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya, dan (4) terjadi akumulasi keuntungan, modal dan kekayaan hanya pada beberapa orang saja. Pada erat kapitalisme ini segala sesuatu dianggap bernilai dan berguna bila ada permintaan dan penawaran dari pasar.

Penemuan teknologi transportasi sebagai sistem navigasi perkapalan dan alat kompas mempercepat peluasan kolonialisme. Pelayaran orangorang Eropa ke belahan dunia lain yang pada mulanya untuk mendapatkan rempah-rempah, dan bahan-bahan mentah lainnya yang murah harganya pada akhirnya menguasai daerah-daerah penghasil tersebut. Apabila setelah terjadinya revolusi industri koloni Eropa seperti Inggris, Jerman, Spanyol, Portugis, dan jajahannya. Negara-negara kolonialis ini tidak saja membutuhkan bahan-bahan mentah yang murah harganya. Tetapi sekaligus untuk memasarkan hasil-hasil teknologinya ke daerah jajahannya.


        A.    Perbedaan Teknologi Barat & Timur

a)    Peradaban dan Perkembangan Teknologi Barat

Pada masa Abad Pertengahan, perdagangan internasional masyarakat Barat dengan dunia Timur hampir lenyap sama sekali. Ketika itu negeri-negeri di pantai Selatan, laut Tengah, dan Spanyol ditaklukkan oleh Islam. Oleh karena itu, Abad Pertengahan disebut abad kegelapan. Tatanan sosial politik masa itu adalah tatanan masyarakat feodal, dengan struktur ekonomi yang masih sederhana. Tatanan sosial seperti itu sulit untuk melakukan perubahan.

Perdagangan baru mulai berkembang pada abad ke 11. Sejak itu, berkembang pula kota-kota sebagai pusat perdagangan. Muncullah kelompok-kelompok pengrajin yang disebut kaum warga kota, yang kontras dengan golongan bangsawan dan petani. Titik mula perkembangan masyarakat Eropa di Abad Pertengahan ini adalah Perang Salib.Sesudah Abad pertengahan, mulailah periode Renaissance (pada abad ke-15 dan 16). Menyusul kemudian zaman Barok yang merupakan zaman peralihan ke zaman pencerahan.

Perubahan-perubahan penting terjadi di kalangan warga kota. Kaum pengrajin yang orientasinya pada perdagangan tidak lagi masuk dalam golongan kota. Warga kota diartikan sebagai mereka yang memperoleh pendapatan dari keuntungan usaha atau bunga modal. Dalam perkembangan selanjutnya kaum warga kota ini dapat menyaingi kaum rohaniwan dalam bidang ilmu pengetahuan dan budaya.

     Para rohaniwan mulai menurun pengaruhnya, kritik pun datang dari Luther dan Calvin terhadap otoritas gereja, kritik tersebut dapat memudarkan tatanan kolektivitas masyarakat. Akibatnya peta religius kegerejaan di Eropa berubah secara mendasar. Pergeseran peta religius kegerejaan ini memiliki pengaruh yang kuat bagi perubahan kebudayaan dan munculnya paham individualisme. Dalam perkembangan selanjutnya muncullah revolusi industri (di Inggris) yang merupakan penerapan ilmu pengetahuan dalam bidang industri.



b)    Peradaban dan Perkembangan Teknologi Timur

Salah satu tokoh Islam dalam sains kedokteron adalah Al-Razi dan Ibnu Sina, yang teori-teorinya banyak digunakan para ilmuan barat abad 19 hingga sekarang. Silsilah sains menunjukan asal-asul yang rumit, mulai sejak bangsa Mesir dan Babilon yang ada sejak tiga ribu tahun sebelum masehi yang merupakan perintis penelitian Yunani atau Helenis. Sebagai umat muslim kita wajib hukumnya un tuk mencari ilmu pengetahuan baik itu agama maupun umum.
Keruntuhan peradaban Islam sudah terjadi sejak abad ke-19 hingga abad 20. Dalam sains barat agama dan rasio telah dibedkan, perkembangan sains dan teknologi ini ditandai dengan peristiwa pencerahan. Dalam perjalanannya sains barat ditentukan oleh orang Perancis yang pertama kali menjajah Mesir, yang dipimpin oleh Napoleon Bonaparte. Kemudian mulailah para sekutu menjajah bangsa-bangsa Arab seperti Arab Saudi, Yaman, dll. Penjajahan tersebut bukan hanya mengambil hasil bumi dari Negara jajahannya. Akan tetapi, mengambil semua buku-buku yang dibuat oleh para ilmuan Islam dan menterjemahkannya ke bahasa latin, kemudian dngan sengaja membuang naskah dalam bahasa Arab.
Dalam buku milik Mehdi Nakosteen (2003) disebutkan beberapa kontribusi muslim terhadap dunia pendidikan sebagai berikut :

ü   Melalui abad kedua belas dan sebagian abad ke tiga belas, karya-karya Muslim tentang sains,filsafat, dan bidang-bidang lain telah diterjemahkan kedalam bahasa latin, terutama dari bahasa Spanyol dan memperkayakurikulum barat, khususnya Eropa barat laut
ü   Orang-orang Muslim, telah memberi kepada Barat metode eksperimental, sekalipun masih kurang sempurna.
ü    Sistem notasi dan desimal Arab telah diperkenalkan kepada Arab. Karya-karya terjemahan mereka, terutama dari orang-orang seperti Avicenna dalam ilmu kedokteran, sudah digunakan sebagai teks (kuliah) didalam kelas-kelas sekolah tinggi, jauh ke dalam pertengahan abad ke tujuh belas.
ü  Mereka merangsang pemikiran orang-orang Eropa, dipelajari kembali hal itu dengan kebudayaan-kebudayaan klasik dan lainnya, sehingga membantu menghasilkan (abad) Renaisance.
ü  Mereka adalah perintis universitas-universitas Eropa, mereka telah mendirikan ratusan sekolah tinggi sebelum Eropa
ü    Mereka memelihara pemikiran Greco-Persian ketika Eropa bersikap tidak toleran terhadap kebudayaan-kebudayaan Pagan
ü     Mahasiswa-mahasiswa Eropa di dalam Universitas Muslim membawa kembali (ke negaranya) metode-metode baru tentang pengajaran
ü    Mereka telah memberi kontribusi tentang pengetahuan rumah sakit— rumah sakit, sanitasi  dan makanan kepada Eropa.(Nakosteen, Kontribusi Islam Terhadap Dunia Barat, 2003, hal.  85 dalam Muh. Asroruddin A. J (2009)


III.        Hubungan IPTEK disekitar



              A.     Hubungan Ilmu, Teknologi dan Budaya di Masyarakat

Sebelum membicarakan kesaling-hubungan antara ilmu, teknologi dan kebudayaan dalam konteks sebagaimana disebut di atas, hal bijaksana yang perlu dilakukan adalah merumuskan definisi antara ketiga istilah di atas, secara berturut-turut sebagai berikut. Kendati telah banyak pakar yang mencoba mendefinikan ilmu, namun setidaknya definisi atau rumusan yang mengatakan bahwa ilmu merupakan produk dari aktifitas dan proses berpikir manusia dalam mencari kebenaran dengan menggunakan prosedur atau metode tertentu, sehingga diperoleh pengetahuan yang sistematik dan logis, dapat dianggap cukup representatif.

a)    Hubungan Ilmu & Teknologi

Ilmu dan teknologi atau sering disebut ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) merupakan dua hal yang keberadaannya saling menunjang. Dilihat dari definisinya, teknologi merupakan penerapan ilmu pengetahuan, yang artinya bahwa antara ilmu dan teknologi keduanya tidak dapat dilepaskan. Ilmu sebagai landasan dalam penciptaan teknologi. Selain itu, teknologi berperan dalam pengembangan ilmu. Contohnya adalah dalam masyarakat agraris ada ilmu tentang pertanian. Oleh masyarakat teknologi yang dikembangkan adalah teknologi pertanian semisal cangkul dan traktor. Dengan adanya teknologi cangkul dan traktor inilah yang akan mengembangkan ilmu pertanian.

Selain itu, peranan ilmu dalam teknologi adalah sebagai asas moral dalam penciptaan dan penerapan teknologi. Adapun asas moral yang terkandung dalam ilmu adalah bertujuan menemukan kebenaran; motivasi kejujuran; tanpa mempunyai kepentingan yang tidak sesuai dengan nilai setempat; bebas dari ikatan primordial àberdasarkan kekuatan argumentasi; Mempercayai cara berpikir rasional; Mempercayai verifikasi argumentasi secara obyektif berdasarkan kenyataan faktual; Memeprcayai sifat kritis dalam menarik kesimpulan;  Bersifat terbuka terhadap kritik dan kebenaran yang lain; Besifat pragmatis, pemilihan objek penelaahan secara etis yang bersifat;  Tidak mengubah kodrat manusia;  Tidak merendahkan martabat manusia; Tidak mencampuri permasalahan tentang kehidupan yang kodrati;  Netral dari nilai-nilai yang bersifat dogmatic dalam menafsirkan hakekat realitas, meningkatkan taraf hidup dengan memperhatikan : kodrat manusia, martabat manusia, keseimbangan/kelestarian alam, lewat penggunaan pemanfaatan peningkatan ilmiah secara komunal dan universal.

Namun demikian, penerapan ilmu dalam teknologi tidak selalu merupakan rahmat bagi manusia, sebab disamping dapat dipergunakan untuk tujuan destruktif juga menimbulkan implikasi moral, social dan cultural. Misalnya adalah pembuatan bom nuklir. Bom nuklir ini akan menimbulkan adanya kehancuran secara masal apabila disalahgunakan. Ada beberapa tingkatan dalam pengembangan ilmu dan teknologi, yaitu invention, discovery, innovation dan development.

b)    Hubungan Ilmu dan Kebudayaan

Dalam unsur kebudaayaan terdapat adanya sistem pengetahuan, dimana ilmu dan teknologi termasuk di dalamnya. Dengan demikian ilmu itu sendiri merupakan bagian dari kebudayaan. Ilmu dan kebudayaaan mempunyai hubungan yang saling mempengaruhi dan saling tergantung. Pada satu pihak perkembangan ilmu dalam satu masyarakat tergantung dari kondisi kebudayaan masyarakat tesebut, dan juga perkembangan ilmu akan mempengaruhi berkembangnya kebudaayaan masyarakat.

Sumbangan ilmu terhadap kebudayaan adalah pada nilai yang terkandung dalam ilmu, yakni tentang etika, estetika dan logika.. Ilmu merupakan sumber nilai dan tata hidup, baik bagi perkembangn kepribadian secara individual maupun pengembangan masyarakat secara keseluruhan. Selain itu menurut Rene Dubos dalam bukunya Reasong Awake : Science for man, ilmu turut membentuk profil kebudayaan bukan saja lewat aspek-aspek teknisnya, melainkan juga dengan jalan memberikan pandangan-pandangan baru yang membuahkan sikap yang baru.

Contohnya adalah dalam masyarakat pedalaman, kebudayaan yang berkembang adalah kebudayaan agraris. Adapun ilmu yang berkembang adalah ilmu pertanian. Ilmu pertanian ini memberikan pandangan-pandangan baru terhadap kebudayaan, misalnya ritual-ritual khusus menjelang panen, mata pencaharian sebagai petani, alat-alat pertanian dan lain-lain.
                                                                          
c)    Hubungan Kebudayaan dan Teknologi

      Sebagaimana ilmu, teknologi adalah komponen penting dari kebudayaan, karena ia memiliki peranan yang tidak ringan dalam proses kebudayaan, terutama dalam kaitannya dengan fenomena globalisasi yang tidak dapat dibendung bahkan oleh institusi manapun. Berbeda dengan peranan ilmu terhadap kebudayaan, teknologi lebih menekankan aspek pembangunan unsur material kebudayaan manusia.

      Dalam keterkaitannya dengan hal di atas, stereotif yang muncul dalam pikiran masyarakat dewasa ini lebih memojokkan posisi teknologi, yang dianggap sebagai penyebab utama dari goyahnya dan terkoyak-koyaknya sistem kebudayaan. Pandangan tersebut memang tidak sepenuhnya salah. Hal ini muncul lantaran adanya inkonsistensi komunikasi antar kebudayaan yang selalu mengalami pergeseran-pergeseran. Lagi pula produk suatu teknologi, dengan perangkat lunak dan sistem nilainya, misalnya, sangat mudah melintasi secara akseleratif, dan untuk kemudian memasuki wilayah sistem-sistem kebudayaan.

Pergulatan entitas teknologi dan kebudayaan ini kemudian sering menimbulkan masalah bagi kehidupan manusia. Di antaranya adalah yang sering dikenal dengan istilah kesenjangan teknologi. Jelas bahwa masalah ini muncul lantaran munculnya perbedaan yang bersifat mendasar antara teknologi dan kebudayaan itu sendiri. Bahkan, secara sosiologis, sifat teknologi memunculkan ketergantungan budaya dan budaya ketergantungan. Selain itu juga teknologi mempengaruhi budaya masyarakat yang mengarah pada sentralistik kebudayaan, kecenderungan untuk melihat realitas secara dikotomis dan menimbulkan suatu pandangan antroposentris yang marginalis.

Mencermati pemaparan yang demikian, hal pokok yang dapat diungkapkan berkaitan dengan hubungan teknologi dan kebudayaan ini bahwa hubungan itu dapat dilihat melalui perspektif teknologi maupun kebudayaan. Sudut pandang yang pertama lebih menutut kearifan manusia untuk melihat bahwa pilihan-pilihan yang disediakan teknologi mengandung konsekuensi masing-masing. Disamping pula, potensi manusia dalam memenuhi hasrat yang tidak terbatas sesungguhnya memiliki dimensi ganda yang bersifat dialektis: mengembangkan potensi seluas-luasnya serta kemampuan untuk mengendalikannya. Sementara perspektif yang kemudian lebih mengedepankan adanya komunikasi antar sistem budaya. Baik itu melalui proses-proses eksternalisasi bagi pentransfer teknologi, ataupun proses-proses inkulturasi, akulturasi bahkan invasi kebudayaan bagi pihak yang mendapatkan tranfer tekonolgi tersebut.



IV.           Kemiskinan dan Spesifikasinya



              A.    Pengertian Kemiskinan

        Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan. Kemiskinan merupakan masalah global. Sebagian orang memahami istilah ini secara subyektif dan komparatif, sementara yang lainnya melihatnya dari segi moral dan evaluatif, dan yang lainnya lagi memahaminya dari sudut ilmiah yang telah mapan, dll.

Kemiskinan dipahami dalam berbagai cara. Pemahaman utamanya mencakup:
·        Gambaran kekurangan materi, yang biasanya mencakup kebutuhan pangan sehari-hari, sandang, perumahan, dan pelayanan kesehatan. Kemiskinan dalam arti ini dipahami sebagai situasi kelangkaan barang-barang dan pelayanan dasar.
·  Gambaran tentang kebutuhan sosial, termasuk keterkucilan sosial, ketergantungan, dan ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam masyarakat. Hal ini termasuk pendidikan dan informasi. Keterkucilan sosial biasanya dibedakan dari kemiskinan, karena hal ini mencakup masalah-masalah politik dan moral, dan tidak dibatasi pada bidang ekonomi. Gambaran kemiskinan jenis ini lebih mudah diatasi daripada dua gambaran yang lainnya.
·         Gambaran tentang kurangnya penghasilan dan kekayaan yang memadai. Makna "memadai" di sini sangat berbeda-beda melintasi bagian-bagian politik dan ekonomi di seluruh dunia. Gambaran tentang ini dapat diatasi dengan mencari objek penghasilan di luar profesi secara halal. Perkecualian apabila institusi tempatnya bekerja melarang.

Kemiskinan bisa dikelompokan dalam dua kategori, yaitu Kemiskinan absolut dan Kemiskinan relatif. Kemiskinan absolut mengacu pada satu set standard yang konsisten, tidak terpengaruh oleh waktu dan tempat/negara. Sebuah contoh dari pengukuran absolut adalah persentase dari populasi yang makan dibawah jumlah yg cukup menopang kebutuhan tubuh manusia (kira kira 2000-2500 kalori per hari untuk laki laki dewasa).

Bank Dunia mendefinisikan Kemiskinan absolut sebagai hidup dg pendapatan dibawah USD $1/hari dan Kemiskinan menengah untuk pendapatan dibawah $2 per hari, dg batasan ini maka diperkiraan pada 2001 1,1 miliar orang didunia mengonsumsi kurang dari $1/hari dan 2,7 miliar orang didunia mengonsumsi kurang dari $2/hari. Proporsi penduduk negara berkembang yang hidup dalam Kemiskinan ekstrem telah turun dari 28% pada 1990 menjadi 21% pada 2001. Melihat pada periode 1981-2001, persentase dari penduduk dunia yang hidup dibawah garis kemiskinan $1 dolar/hari telah berkurang separuh. Tetapi , nilai dari $1 juga mengalami penurunan dalam kurun waktu tersebut.
Meskipun kemiskinan yang paling parah terdapat di dunia bekembang, ada bukti tentang kehadiran kemiskinan di setiap region. Di negara-negara maju, kondisi ini menghadirkan kaum tuna wisma yang berkelana ke sana kemari dan daerah pinggiran kota dan ghetto yang miskin. Kemiskinan dapat dilihat sebagai kondisi kolektif masyarakat miskin, atau kelompok orang-orang miskin, dan dalam pengertian ini keseluruhan negara kadang-kadang dianggap miskin. Untuk menghindari stigma ini, negara-negara ini biasanya disebut sebagai negara berkembang.

B.     Ciri-Ciri Kemiskinan
    
     Berikut adalah ciri-ciri sebuah individu atau kelompok yang termasuk dalam kategori kemiskinan, diantaranya :

Ø     Mereka umumnya tidak mempunyai faktor produksi sendiri seperti tanah yang cukup, modal dan keterampilan.
Ø   Tidak memiliki kemungkinan untuk memperoleh aset produksi dengan kekuatan sendiri.       Pendapatan tidak cukup untuk memperoleh tanah garapan atau modal usaha.
Ø   Tingkat pendidikan mereka rendah, tidak sampai tamat SD atau SLTP. Waktu mereka tersita habis untuk mencari nafkah sehingga tidak ada waktu untuk belajar.
Ø       Kebanyakan tinggal dan bermukim didaerah pedesaan dan pedalaman.



           C.     Fungsi Kemiskinan

Menurut teori fungsional yang dinyatakan Geoge Ritzer (1985) menyatakan bahwa semua penganut teori ini berkecenderungan untuk memusatkan perhatiannya kepada fungsi suatu faktor sosial terhadap faktor sosial. Sementara dalam teori yang sama Thomas O’dea (1985) menyatakan bahwa teori fungsional adalah segala yang tidak berfungsi akan lenyap dengan sendirinya. O’dea memisalkan agama, sejak dulu sampai saat ini masih ada, jelas bahwa agama mempunyai fungsi bahkan memerankan sejumlah fungsinya.

Berangkat dari teori tersebut dapat dinyatakan bahwa kemiskinan salah satu unsur dalam sistem sosial, artinya keberadaan orang miskin dapat menjaga eksistensi dari unsur lain dalam suatu sistem, dengan perkataan lain bahwa keberadaan orang miskin memperkuat posisi mereka sebagai orang kaya.  Kemiskinan akan tetap ada sampai fungsi kemiskinan itu hilang dalam sistem sosial. Menurut Herbert Gans melihat kemiskinan memilki fungsional dalam sistem sistem. Dalam sistem sosial di Amerika Gans  melihat adanya lima belas fungsi dari kemiskinan yang diredusir menjadi empat kriteria, masing-masing fungsi kemiskinan meliputi: ekonomi, sosial, kultural dan politik.

Sedangkan Zastrow (2000) berpendapat bahwa sedikitnya terdapat dua belas fungsi kemiskinan bagi kelompok kaya, yakni:
1)     Kaum miskin bersedia melakukan pekerjaan yang tidak menyenangkan.
2)    Kaum miskin dapat membantu kelompok kaya.
3)    Kaum miskin membantu menciptakan lapangan pekerjaan.
4)    Kau miskin  membeli kualitas makanan yang buruk dan tidak layak jual.
5) Kaum miskin melakukan hal-hal yang menyimpang yang membuat mayoritas masyarakat mengerutkan kening sehingga memperkuat norma-norma yang dominan dalam masyarakat.
6)    Kaum miskin memberikan kesempatan bagi kelompok mampu lainnya untuk mempraktikkan ‘tugas agama’ dalam membantu kelompok yang kurang beruntung.
7)   Kaum miskin memungkinkan mobilitas bagi kelompok lain karena kelompok miskin telah      dikeluarkan dari kompetisi untuk memperoleh pendidikan dan pekerjaan yang lebih baik.
8)    Kaum miskin memberikan kontribusi bagi kegiatan kebudayaan.
9)    Kaum miskin menciptakan kesenian. Contoh musik reage, blues dll.
10)  Kaum miskin berperan sebagai simbol perlawanan bagi kelompok politik lainnya.
11)   Kaum miskin dapat menyerap biaya perubahan (misalnya sebagai tingginya tingkat pengangguran sebagai hasil peningkatan teknologi).
12)  Kaum miskin secara psikologis membantu kelompok lain dalam masyarakat untuk membuat mereka merasa baik.



        D.    Hubungan IPTEK dan Kemiskinan

Penerapan IPTEK dalam pembangunan telah meningkatkan kehidupan masyarakat dan memajukan kehidupan bangsa dan Negara di berbagai sektor. Namun , harus disadari bahwa di balik semua itu ada dampak-dampak negatifnya bagi lingkungan hidup. Yang dimaksud lingkungan hidup dalam hal ini adalah menyangkut lingkungan alam, lingkungan sosial, dan lingkungan budaya. Lingkungan alam adalah kondisi alam baik yang organik maupun anorganik (tumbuh-tumbuhan, binatang, air, tanah, batuan, dan udara). Adapun lingkungan sosial adalah semua manusia yang ada di sekitarnya, baik perorangan maupun kelompok (misalnya : keluarga, teman sepermainan, tetangga dan teman sekerja). Kemudian menyangkut lingkungan budaya, yakni hal-hal yang berkaitan dengan karya cipta dan hasil perbuatan atau tingkah laku manusia, misalnya yang menyangkut gagasan, norma, kepercayaan, adat istiadat, pakaian, dan rumah.
“Siapa yang menguasai teknologi, maka ia akan menguasai dunia” Maksud dari pepatah di atas adalah siapapun orang yang dapat memanfaatkan adanya teknologi dalam berbagai bidang kehidupan, maka derajat orang tersebut akan berada di atas,dan dapat melakukan apapun sesuai dengan kehendaknya demi tercapai apa yang yang diinginkan orang tersebut.
Dalam perkembangannya IPTEK mulai dimanfaatkan dan diterapkan dalam berbagai bidang kehidupan manusia. Misalnya dalam bidang kesehatan, teknologi, perhubungan dan arsitektur, industri, dll. Adapun dalam pemanfaatan dan penerapannya iptek berdampak negatif dan positif. Dampak positifnya, IPTEK dapat dimanfaatkan dan diteterapkan untuk kesejahteraan dan kemakmuran manusia. Namun dampak negatifnya, akan berpengaruh besar dalam kelangsungan hidup manusia itu sendiri, ujung dari dampak negatif penerapan teknologi adalah kemiskinan.
Dampak negatif tersebut akan berujung pada kemiskinan, apabila manusia tidak mampu mencari dan menemukan pemecahan permasalahan yang timbul. Berikut adalah dampak negatif dari perkembangan, pemanfaatan dan penerapan IPTEK dalam kehidupan manusia yang saling terkait dan berujung pada masalah kemiskinan, yakni:
ü  Kesenjangan Sosial
Perkembangan industri dapat meningkatkan pendapatan dan membuka lapangan kerja. Akan tetapi, hal ini juga dapat memunculkan kesenjangan sosial si masyarakat. Muncullah kelompok masyarakat pemilik modal yang kaya bahkan menjadi konglomerat, tetapi ada juga kelompok masyarakat yang tidak memiliki ketrampilan. Mereka tidak menguasai teknologi akan semakin tertinggal dan hidup miskin. Terjadilah jurang perbedaan yang begitu dalam antara si kaya dan si miskin. Hal ini dapat mendorong kecemburuan sosial dan kerawanan keamanan.
ü  Kerusakan Lingkungan Alam
Akibat dari semakin meningkatnya jumlah penduduk dan penerapan iptek yamg kurang bijaksana telah menimbulkan kemerosotan kualitas lingkungan alam. Tidak hanya merosot, tetapi juga timbul kerusakan-kerusakan sistem lingkungan alam. Beberapa masalah lingkungan alam yang berkaitan dengan merosot dan rusaknya kualitas lingkungan alam tersebut akan berujung pada kemiskinan
ü  Kekhawatiran terhadap Senjata Pemusnah Massal
Perkembangan iptek tidak menutup kemungkinan untuk mengembangkan persenjataan canggih, termasuk senjata kimia dan nuklir. Hal ini dapat membahayakan kehidupan manusia. Contoh nyata adalah perang Irak dengan AS, yang banyak menggunakan kecanggihan teknologi niklir. Akibatnya banyak jatuh korban, bukan hanya menjadi miskin tetapi tewas akibat perang yang terjadi.
ü  Kenakalan remaja
Perkembangan dan penerapan iptek telah mendorong terjadinya globalisasi. Dengan berbagai media, setiap orang termasuk para remaja mudah terkena pengaruh nilai budayalain, termasuk tingkah laku kekerasan. Media massa dan terutama televisi disebut-sebut sebagai salah satu media yang besar pengaruhnya, khususnya bagi remaja dan manusia pada umumnya. Muncullah kenakalan remaja, antara lain karena adanya pengaruh dari luar melalui media massa termasuk film-film di televisi. Begitu juga dengan berbagai bentuk kriminalitas yang terjadi, juga akibat dari pengaruh media massa.
ü  Kriminalitas, Pengangguran dan Kemiskinan

Akibat dari berkembangnya iptek dalam penerapannya di berbagai bidang, salah satunya bidang industri, adalah kriminalitas dan pengangguran, yang akan berujung pada masalah kemiskinan. Ketiga masalah tersebut sangat erat kaitannya dan saling berhubungan. Sebelum sektor industri memanfaatkan dan menerapkan teknologi, banyak tenaga manusia yang dibutuhkan. Tetapi setelah memanfaatkan dan menerapkan teknologi dalam kegiatan industri, maka industri lebuh banyak menggunakan mesin-mesin canggih daripada tenaga manusia. Maka terjadi PHK besar-besaran, akibatnya banyak pengangguran, dari banyaknya pengangguran akan timbul masalah kemiskinan. Dalam kehidupan sehari-hari manusia memerlukan pemenuhan kebutuhan baik barang dan jasa, karena tidak mempunyai pekerjaan lagi maka banyak orang mengambil jalan pintas untuk memenuhi kebutuhannya/ melakukan tindak kriminal (merampok, mencopet, menjambret, dll)


Sumber Materi :


Tidak ada komentar:

Posting Komentar