I. Ilmu Pengetahuan dan Sikap Ilmiah
A. Pengertian Ilmu
Pengetahuan
Ilmu
(sains) berasal dari Bahasa Latin scientia yang
berarti knowledge. Ilmu dipahami sebagai proses penyelidikan
yang berdisiplin. Ilmu bertujuan untuk meramalkan dan memahami gejala-gejala alam.
Ilmu pengetahuan ialah pengetahuan yang telah diolah kembali dan disusun secara
metodis, sistematis, konsisten dan koheren.
Pengetahuan
(knowledge) adalah sesuatu yang
diketahui langsung dari pengalaman, berdasarkan panca indra, dan diolah oleh
akal budi secara spontan. Pada intinya, pengetahuan bersifat spontan, subjektif
dan intuitif. Pengetahuan berkaitan erat dengan kebenaran, yaitu kesesuaian
antara pengetahuan yang dimiliki manusia dengan realitas yang ada pada objek.
Menurut para
ahli, pengertian dari Ilmu Pengetahuan adalah sebagai berikut :
·
Moh. Hatta
ialah suatu hal yang teratur tentang pekerjaan
hukum kausal dalam suatu golongan masalah yang sama tabiatnya, juga menurut
kedudukannya tampak dari luar, maupun menurut bangunnya dari dalam.
·
Van Poelje
adalah tiap-tiap kesatuan pengetahuan, di mana
dari masing-masing bagian bergantung satu sama lain yang teratur secara
pasti menurut asas-asas tertentu.
·
Soerjono Soekanto
adalah Pengetahuan (knowledge) yang tersusun sitematis dengan
menggunakan kekuatan pemikiran, pengetahuan dimana selalu dapat diperiksa dan
ditelaah (dikontrol) dengan kritis oleh setiap orang lain yang mengetahuinya.
Jadi, dapat
ditarik kesimpulan bahwa pengertian dari Ilmu Pengetahuan adalah seluruh
usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan, dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia. Bukan sekadar pengetahuan (knowledge), tetapi merangkum sekumpulan pengetahuan
berdasarkan teori-teori yang disepakati dan dapat secara sistematik diuji dengan
seperangkat metode yang diakui dalam
bidang ilmu tertentu.
B. Sikap Ilmiah yang
terkait Ilmu Pengetahuan
Metode
Ilmiah merupakan suatu cara sistematis yang digunakan oleh para
ilmuwan untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Metode ini menggunakan
langkah-langkah yang sistematis, teratur dan terkontrol. Sedangkan Sikap
Ilmiah adalah suatu sikap yang menerima pendapat orang lain dengan baik dan benar yang tidak mengenal putus asa
serta dengan ketekunan juga keterbukaan.
Sikap ilmiah
merupakan sikap yang harus ada pada diri seorang ilmuwan atau akademisi ketika
menghadapi persoalan-persoalan ilmiah
untuk dapat melalui proses penelitian yang baik dan hasil yang baik pula. Metode Ilmiah didasari oleh adanya sikap ilmiah. Sikap-sikap ilmiah
tersebut meliputi :
1)
Rasa Keingintahuan
(Curiousity)
Bagi seorang ilmuwan hal yang
dianggap biasa oleh orang pada umumnya, hal itu merupakan hal penting dan layak
untuk diselidiki. Apabila menghadapi suatu masalah yang baru dikenalnya, maka
ia beruasaha mengetahuinya, senang mengajukan pertanyaan tentang obyek dan
peristiwa, kebiasaan menggunakan alat indera sebanyak mungkin untuk menyelidiki
suatu masalah, memperlihatkan gairah dan kesungguhan dalam menyelesaikan
eksprimen.
2)
Sistematik
Yaitu yang berarti suatu penelitian harus disusun dan dilaksanakan secara berurutan
sesuai pola dan kaidah yang benar, dari yang mudah dan sederhana sampai yang
kompleks.
3)
Logis
Suatu penelitian dikatakan benar bila dapat
diterima akal dan berdasarkan fakta empiris. Pencarian kebenaran harus
berlangsung menurut prosedur atau kaidah bekerjanya akal, yaitu logika.
Prosedur penalaran yang dipakai bisa prosedur induktif yaitu cara berpikir
untuk menarik kesimpulan umum dari berbagai kasus individual (khusus) atau
prosedur deduktif yaitu cara berpikir untuk menarik kesimpulan yang bersifat
khusus dari pernyataan yang bersifat umum.
4)
Obyektif
artinya menyatakan segala
sesuatu tidak dicampuri oleh perasaan senang atau tidak senang. Melainkan benar
atau tidaknya realitas dilapangan dengan segala kondisi dan situasi yang ada.
5) Tekun
Tidak
bosan mengadakan penyelidikan, bersedia mengulangi eksprimen yang hasilnya
meragukan tidak akan berhenti melakukan kegiatan-kegiatan apabila belum
selesai, terhadap hal-hal yang ingin diketahuinya ia berusaha bekerja dengan
teliti.
6)
Hati-hati & Teliti
Sikap hati-hati ini
ditunjukkan oleh ilmuwan dalam bentuk cara kerja yang didasarkan pada sikap
penuh pertimbangan, tidak ceroboh, selalu bekerja sesuai prosedur yang telah
ditetapkan, termasuk di dalamnya sikap tidak cepat mengambil kesimpulan.
Pengambilan kesimpulan dilakukan dengan penuh kehati-hatian berdasarkan
fakta-fakta pendukung yang benar-benar akurat.
II. Teknologi dan Perbandingan Teknologi Barat-Timur
A. Pengertian Teknologi
Teknologi keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yang diperlukan
bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia. Penggunaan
teknologi oleh manusia diawali dengan pengubahan sumber daya alam yang
dirancang menjadi alat-alat sederhana. Penemuan prasejarah tentang kemampuan dalam mengendalikan api telah menaikkan ketersediaan sumber-sumber pangan, sedangkan
penciptaan roda telah membantu manusia dalam beperjalanan dan mengendalikan
lingkungan mereka.
Teknologi telah memengaruhi masyarakat dan sekelilingnya dalam banyak cara. Banyak kelompok-kelompok
ditengah masyarakat, yang membuktikan bahwa teknologi telah membantu
memperbaiki ekonomi (termasuk ekonomi global masa kini) dan telah memungkinkan bertambahnya kaum senggang. Banyak proses teknologi menghasilkan produk
sampingan yang tidak dikehendaki, yang disebut pencemar, dan menguras
sumber daya alam, merugikan dan merusak Bumidan lingkungannya.
Berbagai macam penerapan teknologi telah memengaruhi nilai suatu masyarakat dan teknologi baru seringkali mencuatkan
pertanyaan-pertanyaan etika baru. Sebagai contoh, meluasnya gagasan tentang efisiensi dalam konteks produktivitas manusia, suatu istilah yang pada
awalnynya hanya menyangku permesinan, contoh lainnya adalah tantangan
norma-norma tradisional.
Tak dapat dipungkiri jika kemajuan teknologi masa kini berkembang
sangat pesat. Hal ini dapat dibuktikan dengan banyaknya inovasi-inovasi yang
telah dibuat di dunia ini. Dari hingga yang sederhana, hingga yang menghebohkan
dunia. Sebenarnya Teknologi sudah ada sejak zaman dahulu, yaitu zaman romawi
kuno. Perkembangan teknologi berkembang secara drastis dan terus berevolusi
hingga sekarang. Hingga menciptakan obyek-obyek, teknik yang dapat membantu
manusia dalam pengerjaan sesuatu lebih efisien dan cepat. Salah satunya adalah
seperti yang ada di Indonesia, yaitu fenomena mobil esemka yang diciptakan
beberapa sekolah di Solo. Telah membuat inovasi mobil Nasional untuk Indonesia.
Selain itu juga, ada di Sidoarjo yang memproduksi kapal laut untuk kebutuhan
melaut.
Pengertian kapitalisme memiliki empat kata kunci, yaitu: (1)
berorientasi pada produksi, (2) memperjualbelikan hasil produksi sebagai
komoditi melalui pasar, (3) mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya, dan (4)
terjadi akumulasi keuntungan, modal dan kekayaan hanya pada beberapa orang
saja. Pada erat kapitalisme ini segala sesuatu dianggap bernilai dan berguna
bila ada permintaan dan penawaran dari pasar.
Penemuan teknologi transportasi sebagai sistem navigasi perkapalan
dan alat kompas mempercepat peluasan kolonialisme. Pelayaran orangorang Eropa
ke belahan dunia lain yang pada mulanya untuk mendapatkan rempah-rempah, dan
bahan-bahan mentah lainnya yang murah harganya pada akhirnya menguasai
daerah-daerah penghasil tersebut. Apabila setelah terjadinya revolusi industri
koloni Eropa seperti Inggris, Jerman, Spanyol, Portugis, dan jajahannya.
Negara-negara kolonialis ini tidak saja membutuhkan bahan-bahan mentah yang
murah harganya. Tetapi sekaligus untuk memasarkan hasil-hasil teknologinya ke
daerah jajahannya.
A.
Perbedaan Teknologi Barat & Timur
a)
Peradaban dan Perkembangan Teknologi Barat
Pada masa Abad Pertengahan, perdagangan internasional masyarakat
Barat dengan dunia Timur hampir lenyap sama sekali. Ketika itu negeri-negeri di
pantai Selatan, laut Tengah, dan Spanyol ditaklukkan oleh Islam. Oleh karena
itu, Abad Pertengahan disebut abad kegelapan. Tatanan sosial politik masa itu
adalah tatanan masyarakat feodal, dengan struktur ekonomi yang masih sederhana.
Tatanan sosial seperti itu sulit untuk melakukan perubahan.
Perdagangan baru
mulai berkembang pada abad ke 11. Sejak itu, berkembang pula kota-kota sebagai
pusat perdagangan. Muncullah kelompok-kelompok pengrajin yang disebut kaum
warga kota, yang kontras dengan golongan bangsawan dan petani. Titik mula
perkembangan masyarakat Eropa di Abad Pertengahan ini adalah Perang
Salib.Sesudah Abad pertengahan, mulailah periode Renaissance (pada abad ke-15
dan 16). Menyusul kemudian zaman Barok yang merupakan zaman peralihan ke zaman
pencerahan.
Perubahan-perubahan
penting terjadi di kalangan warga kota. Kaum pengrajin yang orientasinya pada
perdagangan tidak lagi masuk dalam golongan kota. Warga kota diartikan sebagai
mereka yang memperoleh pendapatan dari keuntungan usaha atau bunga modal. Dalam
perkembangan selanjutnya kaum warga kota ini dapat menyaingi kaum rohaniwan
dalam bidang ilmu pengetahuan dan budaya.
Para rohaniwan mulai menurun pengaruhnya, kritik
pun datang dari Luther dan Calvin terhadap otoritas gereja, kritik tersebut
dapat memudarkan tatanan kolektivitas masyarakat. Akibatnya peta religius
kegerejaan di Eropa berubah secara mendasar. Pergeseran peta religius
kegerejaan ini memiliki pengaruh yang kuat bagi perubahan kebudayaan dan
munculnya paham individualisme. Dalam perkembangan selanjutnya muncullah
revolusi industri (di Inggris) yang merupakan penerapan ilmu pengetahuan dalam
bidang industri.
b)
Peradaban dan Perkembangan Teknologi Timur
Salah satu tokoh Islam dalam sains
kedokteron adalah Al-Razi dan Ibnu Sina, yang teori-teorinya banyak digunakan
para ilmuan barat abad 19 hingga sekarang. Silsilah sains menunjukan asal-asul
yang rumit, mulai sejak bangsa Mesir dan Babilon yang ada sejak tiga ribu tahun
sebelum masehi yang merupakan perintis penelitian Yunani atau Helenis. Sebagai
umat muslim kita wajib hukumnya un tuk mencari ilmu pengetahuan baik itu agama
maupun umum.
Keruntuhan peradaban Islam sudah
terjadi sejak abad ke-19 hingga abad 20. Dalam sains barat agama dan rasio
telah dibedkan, perkembangan sains dan teknologi ini ditandai dengan peristiwa
pencerahan. Dalam perjalanannya sains barat ditentukan oleh orang Perancis yang
pertama kali menjajah Mesir, yang dipimpin oleh Napoleon Bonaparte. Kemudian mulailah
para sekutu menjajah bangsa-bangsa Arab seperti Arab Saudi, Yaman, dll. Penjajahan
tersebut bukan hanya mengambil hasil bumi dari Negara jajahannya. Akan tetapi,
mengambil semua buku-buku yang dibuat oleh para ilmuan Islam dan
menterjemahkannya ke bahasa latin, kemudian dngan sengaja membuang naskah dalam
bahasa Arab.
Dalam buku milik
Mehdi Nakosteen (2003) disebutkan beberapa kontribusi muslim terhadap dunia
pendidikan sebagai berikut :
ü Melalui abad kedua belas dan sebagian abad ke
tiga belas, karya-karya Muslim tentang sains,filsafat, dan bidang-bidang lain
telah diterjemahkan kedalam bahasa latin, terutama dari bahasa Spanyol dan
memperkayakurikulum barat, khususnya Eropa barat laut
ü Orang-orang Muslim, telah memberi kepada Barat
metode eksperimental, sekalipun masih kurang sempurna.
ü Sistem notasi dan desimal Arab telah
diperkenalkan kepada Arab. Karya-karya terjemahan mereka, terutama dari
orang-orang seperti Avicenna dalam ilmu kedokteran, sudah digunakan sebagai
teks (kuliah) didalam kelas-kelas sekolah tinggi, jauh ke dalam pertengahan
abad ke tujuh belas.
ü Mereka merangsang pemikiran orang-orang Eropa,
dipelajari kembali hal itu dengan kebudayaan-kebudayaan klasik dan lainnya,
sehingga membantu menghasilkan (abad) Renaisance.
ü Mereka adalah perintis
universitas-universitas Eropa, mereka telah mendirikan ratusan sekolah tinggi
sebelum Eropa
ü Mereka memelihara pemikiran Greco-Persian
ketika Eropa bersikap tidak toleran terhadap kebudayaan-kebudayaan Pagan
ü Mahasiswa-mahasiswa Eropa di dalam Universitas
Muslim membawa kembali (ke negaranya) metode-metode baru tentang pengajaran
ü Mereka telah memberi kontribusi tentang
pengetahuan rumah sakit— rumah sakit, sanitasi dan makanan kepada
Eropa.(Nakosteen, Kontribusi Islam Terhadap Dunia Barat, 2003, hal. 85
dalam Muh. Asroruddin A. J (2009)
III. Hubungan IPTEK disekitar
A. Hubungan Ilmu,
Teknologi dan Budaya di Masyarakat
Sebelum membicarakan kesaling-hubungan antara ilmu, teknologi
dan kebudayaan dalam konteks sebagaimana disebut di atas, hal bijaksana yang
perlu dilakukan adalah merumuskan definisi antara ketiga istilah di atas,
secara berturut-turut sebagai berikut. Kendati telah banyak pakar yang mencoba
mendefinikan ilmu, namun setidaknya definisi atau rumusan yang mengatakan bahwa
ilmu merupakan produk dari aktifitas dan proses berpikir manusia dalam mencari
kebenaran dengan menggunakan prosedur atau metode tertentu, sehingga diperoleh
pengetahuan yang sistematik dan logis, dapat dianggap cukup representatif.
a)
Hubungan Ilmu & Teknologi
Ilmu dan teknologi
atau sering disebut ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) merupakan dua hal
yang keberadaannya saling menunjang. Dilihat dari definisinya, teknologi
merupakan penerapan ilmu pengetahuan, yang artinya bahwa antara ilmu dan
teknologi keduanya tidak dapat dilepaskan. Ilmu sebagai landasan dalam
penciptaan teknologi. Selain itu, teknologi berperan dalam pengembangan ilmu.
Contohnya adalah dalam masyarakat agraris ada ilmu tentang pertanian. Oleh
masyarakat teknologi yang dikembangkan adalah teknologi pertanian semisal
cangkul dan traktor. Dengan adanya teknologi cangkul dan traktor inilah yang
akan mengembangkan ilmu pertanian.
Selain itu, peranan
ilmu dalam teknologi adalah sebagai asas moral dalam penciptaan dan penerapan
teknologi. Adapun asas moral yang terkandung dalam ilmu adalah bertujuan
menemukan kebenaran; motivasi kejujuran; tanpa mempunyai kepentingan yang tidak
sesuai dengan nilai setempat; bebas dari ikatan primordial àberdasarkan
kekuatan argumentasi; Mempercayai cara berpikir rasional; Mempercayai
verifikasi argumentasi secara obyektif berdasarkan kenyataan faktual;
Memeprcayai sifat kritis dalam menarik kesimpulan; Bersifat terbuka terhadap kritik dan
kebenaran yang lain; Besifat pragmatis, pemilihan objek penelaahan secara etis
yang bersifat; Tidak mengubah kodrat
manusia; Tidak merendahkan martabat
manusia; Tidak mencampuri permasalahan tentang kehidupan yang kodrati; Netral dari nilai-nilai yang bersifat
dogmatic dalam menafsirkan hakekat realitas, meningkatkan taraf hidup dengan memperhatikan
: kodrat manusia, martabat manusia, keseimbangan/kelestarian alam, lewat
penggunaan pemanfaatan peningkatan ilmiah secara komunal dan universal.
Namun demikian,
penerapan ilmu dalam teknologi tidak selalu merupakan rahmat bagi manusia,
sebab disamping dapat dipergunakan untuk tujuan destruktif juga menimbulkan
implikasi moral, social dan cultural. Misalnya adalah pembuatan bom nuklir. Bom
nuklir ini akan menimbulkan adanya kehancuran secara masal apabila
disalahgunakan. Ada beberapa tingkatan dalam pengembangan ilmu dan teknologi, yaitu invention,
discovery, innovation dan development.
b)
Hubungan Ilmu
dan Kebudayaan
Dalam unsur kebudaayaan terdapat adanya sistem
pengetahuan, dimana ilmu dan teknologi termasuk di dalamnya. Dengan demikian
ilmu itu sendiri merupakan bagian dari kebudayaan. Ilmu dan kebudayaaan
mempunyai hubungan yang saling mempengaruhi dan saling tergantung. Pada satu
pihak perkembangan ilmu dalam satu masyarakat tergantung dari kondisi
kebudayaan masyarakat tesebut, dan juga perkembangan ilmu akan mempengaruhi
berkembangnya kebudaayaan masyarakat.
Sumbangan ilmu terhadap kebudayaan adalah pada nilai
yang terkandung dalam ilmu, yakni tentang etika, estetika dan logika.. Ilmu
merupakan sumber nilai dan tata hidup, baik bagi perkembangn kepribadian secara
individual maupun pengembangan masyarakat secara keseluruhan. Selain itu
menurut Rene Dubos dalam bukunya Reasong Awake :
Science for man, ilmu turut membentuk
profil kebudayaan bukan saja lewat aspek-aspek teknisnya, melainkan juga dengan
jalan memberikan pandangan-pandangan baru yang membuahkan sikap yang baru.
Contohnya adalah dalam masyarakat pedalaman,
kebudayaan yang berkembang adalah kebudayaan agraris. Adapun ilmu yang
berkembang adalah ilmu pertanian. Ilmu pertanian ini memberikan
pandangan-pandangan baru terhadap kebudayaan, misalnya ritual-ritual khusus
menjelang panen, mata pencaharian sebagai petani, alat-alat pertanian dan
lain-lain.
c) Hubungan Kebudayaan dan Teknologi
Sebagaimana ilmu, teknologi
adalah komponen penting dari kebudayaan, karena ia memiliki peranan yang tidak
ringan dalam proses kebudayaan, terutama dalam kaitannya dengan fenomena
globalisasi yang tidak dapat dibendung bahkan oleh institusi manapun. Berbeda
dengan peranan ilmu terhadap kebudayaan, teknologi lebih menekankan aspek
pembangunan unsur material kebudayaan manusia.
Dalam keterkaitannya dengan hal di atas, stereotif yang muncul
dalam pikiran masyarakat dewasa ini lebih memojokkan posisi teknologi, yang
dianggap sebagai penyebab utama dari goyahnya dan terkoyak-koyaknya sistem
kebudayaan. Pandangan tersebut memang tidak sepenuhnya salah. Hal ini muncul
lantaran adanya inkonsistensi komunikasi antar kebudayaan yang selalu mengalami
pergeseran-pergeseran. Lagi pula produk suatu teknologi, dengan perangkat lunak
dan sistem nilainya, misalnya, sangat mudah melintasi secara akseleratif, dan
untuk kemudian memasuki wilayah sistem-sistem kebudayaan.
Pergulatan entitas
teknologi dan kebudayaan ini kemudian sering menimbulkan masalah bagi kehidupan
manusia. Di antaranya adalah yang sering dikenal dengan istilah kesenjangan
teknologi. Jelas bahwa masalah ini muncul lantaran munculnya perbedaan yang
bersifat mendasar antara teknologi dan kebudayaan itu sendiri. Bahkan, secara
sosiologis, sifat teknologi memunculkan ketergantungan budaya dan budaya
ketergantungan. Selain itu juga teknologi mempengaruhi budaya masyarakat yang
mengarah pada sentralistik kebudayaan, kecenderungan untuk melihat realitas
secara dikotomis dan menimbulkan suatu pandangan antroposentris yang
marginalis.
Mencermati pemaparan
yang demikian, hal pokok yang dapat diungkapkan berkaitan dengan hubungan
teknologi dan kebudayaan ini bahwa hubungan itu dapat dilihat melalui
perspektif teknologi maupun kebudayaan. Sudut pandang yang pertama lebih
menutut kearifan manusia untuk melihat bahwa pilihan-pilihan yang disediakan
teknologi mengandung konsekuensi masing-masing. Disamping pula, potensi manusia
dalam memenuhi hasrat yang tidak terbatas sesungguhnya memiliki dimensi ganda
yang bersifat dialektis: mengembangkan potensi seluas-luasnya serta kemampuan
untuk mengendalikannya. Sementara perspektif yang kemudian lebih mengedepankan
adanya komunikasi antar sistem budaya. Baik itu melalui proses-proses
eksternalisasi bagi pentransfer teknologi, ataupun proses-proses inkulturasi,
akulturasi bahkan invasi kebudayaan bagi pihak yang mendapatkan tranfer
tekonolgi tersebut.
IV. Kemiskinan dan Spesifikasinya
A.
Pengertian Kemiskinan
Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi
kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan, dan
kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan
dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan. Kemiskinan
merupakan masalah global. Sebagian orang memahami istilah ini secara subyektif
dan komparatif, sementara yang lainnya melihatnya dari segi moral dan
evaluatif, dan yang lainnya lagi memahaminya dari sudut ilmiah yang telah
mapan, dll.
Kemiskinan dipahami dalam berbagai cara.
Pemahaman utamanya mencakup:
· Gambaran
kekurangan materi, yang biasanya mencakup kebutuhan pangan sehari-hari, sandang, perumahan, dan pelayanan kesehatan.
Kemiskinan dalam arti ini dipahami sebagai situasi kelangkaan barang-barang dan
pelayanan dasar.
· Gambaran tentang
kebutuhan sosial, termasuk keterkucilan
sosial, ketergantungan,
dan ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam masyarakat. Hal ini termasuk pendidikan dan informasi. Keterkucilan sosial biasanya dibedakan dari kemiskinan, karena
hal ini mencakup masalah-masalah politik dan moral, dan tidak dibatasi pada
bidang ekonomi. Gambaran kemiskinan jenis ini lebih mudah diatasi daripada dua
gambaran yang lainnya.
·
Gambaran tentang
kurangnya penghasilan dan kekayaan yang memadai. Makna "memadai" di
sini sangat berbeda-beda melintasi bagian-bagian politik dan ekonomi di seluruh dunia. Gambaran tentang ini dapat diatasi dengan
mencari objek penghasilan di luar profesi secara halal. Perkecualian apabila
institusi tempatnya bekerja melarang.
Kemiskinan bisa dikelompokan dalam dua
kategori, yaitu Kemiskinan
absolut dan Kemiskinan
relatif. Kemiskinan
absolut mengacu pada satu set standard yang konsisten, tidak terpengaruh oleh
waktu dan tempat/negara. Sebuah contoh dari pengukuran absolut adalah
persentase dari populasi yang makan dibawah jumlah yg cukup menopang kebutuhan
tubuh manusia (kira kira 2000-2500 kalori per hari untuk laki laki dewasa).
Bank Dunia mendefinisikan Kemiskinan
absolut sebagai
hidup dg pendapatan dibawah USD $1/hari dan Kemiskinan
menengah untuk pendapatan
dibawah $2 per hari, dg batasan ini maka diperkiraan pada 2001 1,1 miliar orang
didunia mengonsumsi kurang dari $1/hari dan 2,7 miliar orang didunia
mengonsumsi kurang dari $2/hari. Proporsi penduduk negara berkembang yang hidup
dalam Kemiskinan ekstrem telah turun dari 28% pada 1990 menjadi 21% pada 2001. Melihat pada periode 1981-2001, persentase dari penduduk dunia
yang hidup dibawah garis kemiskinan $1 dolar/hari telah berkurang separuh.
Tetapi , nilai dari $1 juga mengalami penurunan dalam kurun waktu tersebut.
Meskipun kemiskinan yang paling parah terdapat
di dunia bekembang, ada bukti tentang kehadiran kemiskinan di setiap region. Di
negara-negara maju, kondisi ini menghadirkan kaum tuna wisma yang berkelana ke sana kemari dan daerah pinggiran kota dan ghetto yang miskin. Kemiskinan dapat dilihat sebagai
kondisi kolektif masyarakat miskin, atau kelompok orang-orang miskin, dan dalam
pengertian ini keseluruhan negara kadang-kadang dianggap miskin. Untuk
menghindari stigma ini, negara-negara ini biasanya disebut sebagai negara berkembang.
B. Ciri-Ciri Kemiskinan
Berikut adalah ciri-ciri sebuah individu
atau kelompok yang termasuk dalam kategori kemiskinan, diantaranya :
Ø Mereka umumnya
tidak mempunyai faktor produksi sendiri seperti tanah yang cukup, modal dan keterampilan.
Ø Tidak memiliki kemungkinan
untuk memperoleh aset produksi dengan kekuatan sendiri. Pendapatan tidak cukup
untuk memperoleh tanah garapan atau modal usaha.
Ø Tingkat
pendidikan mereka rendah, tidak sampai tamat SD atau SLTP. Waktu mereka tersita
habis untuk mencari nafkah sehingga tidak ada waktu untuk belajar.
Ø Kebanyakan
tinggal dan bermukim didaerah pedesaan dan pedalaman.
C.
Fungsi Kemiskinan
Menurut teori fungsional yang dinyatakan Geoge
Ritzer (1985) menyatakan bahwa semua penganut teori ini berkecenderungan untuk
memusatkan perhatiannya kepada fungsi suatu faktor sosial terhadap faktor
sosial. Sementara dalam teori yang sama Thomas O’dea (1985) menyatakan bahwa
teori fungsional adalah segala yang tidak berfungsi akan lenyap dengan
sendirinya. O’dea memisalkan agama, sejak dulu sampai saat ini masih ada, jelas
bahwa agama mempunyai fungsi bahkan memerankan sejumlah fungsinya.
Berangkat dari teori tersebut dapat dinyatakan
bahwa kemiskinan salah satu unsur dalam sistem sosial, artinya keberadaan orang
miskin dapat menjaga eksistensi dari unsur lain dalam suatu sistem, dengan
perkataan lain bahwa keberadaan orang miskin memperkuat posisi mereka sebagai
orang kaya. Kemiskinan akan tetap ada sampai fungsi kemiskinan itu hilang
dalam sistem sosial. Menurut Herbert Gans melihat kemiskinan memilki fungsional
dalam sistem sistem. Dalam sistem sosial di Amerika Gans melihat adanya
lima belas fungsi dari kemiskinan yang diredusir menjadi empat kriteria,
masing-masing fungsi kemiskinan meliputi: ekonomi, sosial, kultural dan politik.
Sedangkan
Zastrow (2000) berpendapat bahwa sedikitnya terdapat dua belas fungsi
kemiskinan bagi kelompok kaya, yakni:
1) Kaum miskin bersedia melakukan pekerjaan yang tidak menyenangkan.
2) Kaum miskin dapat membantu kelompok kaya.
3) Kaum miskin membantu menciptakan lapangan pekerjaan.
4) Kau miskin membeli kualitas makanan yang buruk dan tidak layak jual.
5) Kaum miskin melakukan hal-hal yang menyimpang yang membuat mayoritas
masyarakat mengerutkan kening sehingga memperkuat norma-norma yang dominan
dalam masyarakat.
6) Kaum miskin memberikan kesempatan bagi kelompok mampu lainnya untuk
mempraktikkan ‘tugas agama’ dalam membantu kelompok yang kurang beruntung.
7) Kaum miskin memungkinkan mobilitas bagi kelompok lain karena kelompok
miskin telah dikeluarkan dari kompetisi untuk memperoleh pendidikan dan
pekerjaan yang lebih baik.
8) Kaum miskin memberikan kontribusi bagi kegiatan kebudayaan.
9) Kaum miskin menciptakan kesenian. Contoh musik reage, blues dll.
10) Kaum miskin berperan sebagai simbol perlawanan bagi kelompok politik lainnya.
11) Kaum miskin dapat menyerap biaya perubahan (misalnya sebagai tingginya
tingkat pengangguran sebagai hasil peningkatan teknologi).
12) Kaum miskin secara psikologis membantu kelompok lain dalam masyarakat untuk
membuat mereka merasa baik.
D.
Hubungan IPTEK dan Kemiskinan
Penerapan IPTEK dalam
pembangunan telah meningkatkan kehidupan masyarakat dan memajukan kehidupan
bangsa dan Negara di berbagai sektor. Namun , harus disadari bahwa di balik
semua itu ada dampak-dampak negatifnya bagi lingkungan hidup. Yang dimaksud
lingkungan hidup dalam hal ini adalah menyangkut lingkungan alam, lingkungan
sosial, dan lingkungan budaya. Lingkungan alam adalah kondisi alam baik yang
organik maupun anorganik (tumbuh-tumbuhan, binatang, air, tanah, batuan, dan
udara). Adapun lingkungan sosial adalah semua manusia yang ada di sekitarnya,
baik perorangan maupun kelompok (misalnya : keluarga, teman sepermainan,
tetangga dan teman sekerja). Kemudian menyangkut lingkungan budaya, yakni
hal-hal yang berkaitan dengan karya cipta dan hasil perbuatan atau tingkah laku
manusia, misalnya yang menyangkut gagasan, norma, kepercayaan, adat istiadat,
pakaian, dan rumah.
“Siapa yang menguasai
teknologi, maka ia akan menguasai dunia” Maksud dari pepatah di atas adalah
siapapun orang yang dapat memanfaatkan adanya teknologi dalam berbagai bidang
kehidupan, maka derajat orang tersebut akan berada di atas,dan dapat melakukan
apapun sesuai dengan kehendaknya demi tercapai apa yang yang diinginkan orang
tersebut.
Dalam perkembangannya IPTEK
mulai dimanfaatkan dan diterapkan dalam berbagai bidang kehidupan manusia.
Misalnya dalam bidang kesehatan, teknologi, perhubungan dan arsitektur,
industri, dll. Adapun dalam pemanfaatan dan penerapannya iptek berdampak
negatif dan positif. Dampak positifnya, IPTEK dapat dimanfaatkan dan
diteterapkan untuk kesejahteraan dan kemakmuran manusia. Namun dampak
negatifnya, akan berpengaruh besar dalam kelangsungan hidup manusia itu
sendiri, ujung dari dampak negatif penerapan teknologi adalah kemiskinan.
Dampak negatif tersebut
akan berujung pada kemiskinan, apabila manusia tidak mampu mencari dan
menemukan pemecahan permasalahan yang timbul. Berikut adalah dampak negatif
dari perkembangan, pemanfaatan dan penerapan IPTEK dalam kehidupan manusia yang
saling terkait dan berujung pada masalah kemiskinan, yakni:
ü Kesenjangan Sosial
Perkembangan industri dapat meningkatkan pendapatan
dan membuka lapangan kerja. Akan tetapi, hal ini juga dapat memunculkan
kesenjangan sosial si masyarakat. Muncullah kelompok masyarakat pemilik modal yang
kaya bahkan menjadi konglomerat, tetapi ada juga kelompok masyarakat yang tidak
memiliki ketrampilan. Mereka tidak menguasai teknologi akan semakin tertinggal
dan hidup miskin. Terjadilah jurang perbedaan yang begitu dalam antara si kaya
dan si miskin. Hal ini dapat mendorong kecemburuan sosial dan kerawanan
keamanan.
ü Kerusakan
Lingkungan Alam
Akibat dari semakin meningkatnya jumlah penduduk dan
penerapan iptek yamg kurang bijaksana telah menimbulkan kemerosotan kualitas
lingkungan alam. Tidak hanya merosot, tetapi juga timbul kerusakan-kerusakan
sistem lingkungan alam. Beberapa masalah lingkungan alam yang berkaitan dengan
merosot dan rusaknya kualitas lingkungan alam tersebut akan berujung pada
kemiskinan
ü Kekhawatiran
terhadap Senjata Pemusnah Massal
Perkembangan iptek tidak menutup kemungkinan
untuk mengembangkan persenjataan canggih, termasuk senjata kimia dan nuklir.
Hal ini dapat membahayakan kehidupan manusia. Contoh nyata adalah perang Irak
dengan AS, yang banyak menggunakan kecanggihan teknologi niklir. Akibatnya
banyak jatuh korban, bukan hanya menjadi miskin tetapi tewas akibat perang yang
terjadi.
ü Kenakalan remaja
Perkembangan dan penerapan
iptek telah mendorong terjadinya globalisasi. Dengan berbagai media, setiap
orang termasuk para remaja mudah terkena pengaruh nilai budayalain, termasuk
tingkah laku kekerasan. Media massa dan terutama televisi disebut-sebut sebagai
salah satu media yang besar pengaruhnya, khususnya bagi remaja dan manusia pada
umumnya. Muncullah kenakalan remaja, antara lain karena adanya pengaruh dari
luar melalui media massa termasuk film-film di televisi. Begitu juga dengan
berbagai bentuk kriminalitas yang terjadi, juga akibat dari pengaruh media
massa.
ü Kriminalitas, Pengangguran dan Kemiskinan
Akibat dari berkembangnya iptek dalam penerapannya di berbagai
bidang, salah satunya bidang industri, adalah kriminalitas dan pengangguran,
yang akan berujung pada masalah kemiskinan. Ketiga masalah tersebut sangat erat
kaitannya dan saling berhubungan. Sebelum sektor industri memanfaatkan dan
menerapkan teknologi, banyak tenaga manusia yang dibutuhkan. Tetapi setelah
memanfaatkan dan menerapkan teknologi dalam kegiatan industri, maka industri
lebuh banyak menggunakan mesin-mesin canggih daripada tenaga manusia. Maka terjadi
PHK besar-besaran, akibatnya banyak pengangguran, dari banyaknya pengangguran
akan timbul masalah kemiskinan. Dalam kehidupan sehari-hari manusia memerlukan
pemenuhan kebutuhan baik barang dan jasa, karena tidak mempunyai pekerjaan lagi
maka banyak orang mengambil jalan pintas untuk memenuhi kebutuhannya/ melakukan
tindak kriminal (merampok, mencopet, menjambret, dll)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar