I. Individu Keluarga dan Masyarakat
A. Pengertian Individu
· Martin Luther
Individu berasal dari kata individum (Latin), yaitu satuan kecil yang tidak dapat dibagi lagi. Individu menurut konsep Sosiologis berarti manusia yang hidup berdiri sendiri. Individu sebagai mahkluk ciptaan tuhan di dalam dirinya selalu dilengkapi oleh kelengkapan hidup yang meliputi raga, rasa, rasio, dan rukun.
· Vini Agustia
Merupakan suatu sebutan yang dapat dipakai untuk menyataan suatu kesatuan yang paling kecil dan terbatas.
Jadi, dapat ditarik garis tengah bahwa Individu adalah seseorang/seorang manusia secara utuh. Utuh di sini diartikan sebagai suatu sifat yang tidak dapat dibagi-bagi. Merupakan satu kesatuan antara jasmaniah dan rohaniah yang melekat pada diri seseorang. Setiap individu mempunyai cirri khas yang berbeda dengan individu lainnya, seperti bentuk fisik, kecerdasan, bakat, keinginan, perasaan dan memiliki tingkat pemahaman/arti tersendiri terhadap suatu objek. Jadi individu adalah kondisi internal dari seorang manusia yang berfungsi sebagai subjek.
B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Individu
a. Faktor Gen/Keturunan
· Seks : Kecepatan pertumbuhan dan perkembangan pada seorang anak
wanita berbeda dengan anak laki-laki yg cenderung lebih cepat.
· Ras : Anak keturunan bangsa Eropa lebih tinggi dan besar dibandingkan dengan anak
keturunan bangsa Asia. Bangsa ras negroid cenderung memiliki fisik dan ketahanan yang kuat dibanding ras lainnya.
b. Faktor Lingkungan
a) Lingkungan Internal
· Intelegensi
Pada umumnya anak yang mempunyai intelegensi tinggi, perkembangannya akan lebih baik jika dibandingkan dengan yang mempunyai intelegensi kurang.
· Hormon
Ada tiga hormon yang mempengaruhi pertumbuhan anak yaitu: somatotropin, hormon yang mempengaruhi jumlah sel untuk merangsang sel otak pada masa pertumbuhan, berkuragnya hormon ini dapat menyebabkan gigantisme; hormon tiroid, mempengaruhi pertumbuhan, kurangnya hormon ini apat menyebabkan kreatinisme; hormon gonadotropin, merangsang testosteron dan merangsang perkembangan seks laki-laki dan memproduksi spermatozoa. Sedangkan estrogen merangsang perkembangan seks sekunder wanita dan produksi sel telur. Kekurangan hormon gonadotropin ini dapat menyebabkan terhambatnya perkembangan seks.
· Emosi
Hubungan yang hangat dengan ornag lain seperti ayah, ibu, saudara, teman sebaya serta guru akan memberi pengaruh pada perkembangan emosi, sosial dan intelektual anak. Pada saat anakberinteraksi dengan keluarga maka kan mempengaruhi interaksi anak di luar rumah. Apabila kebutuhan emosi anak tidak dapat terpenuhi.
b) Lingkungan Eksternal
· Kebudayaan
Kebudayaan suatu daerah akan mempengaruhi kepercayaan adat kebiasaan dan tingkah laku dalam merawat dan mendidik anak.
· Kondisi Sosial-Ekonomi
Keadaan sosial ekonomi keluarga dapat mempengaruhi pola asuhan terhadap anak. Misalnya orang tua yang mempunyai pendidikan cukup mudah menerima dan menerapkan ide-ide utuk pemberian asuhan terhadap anak.
· Nutrisi
Untuk tumbuh kembang, anak memerlukan nutrisi yang adekuat yang didapat dari makan yang bergizi. Kekurangan nutrisi dapat diakibatkan karena pemasukan nutrisi yang kurang baik kualitas maupun kuantitas, aktivitas fisik yang terlalu aktif, penyakit-penyakit fisik yang menyebabkan nafsu makan berkurang, gangguan absorpsi usus serata keadaan emosi yang menyebabkan berkurangnya nafsu makan.
· Teman Bermain
Pada saat anak bergaul dengan teman-teman sebaya nya yang rajin dan pintar, meskipun ia sendiri termasuk anak yg biasa saja, maka lambat laun akan seperti temannya yang rajin dan pintat tersebut, begitupun jika temannya itu sebaliknya.
C. Pengertian Keluarga
Keluarga (bahasa Sanskerta: "kulawarga"; "ras" dan "warga" yang berarti "anggota") adalah lingkungan yang terdapat beberapa orang yang masih memiliki hubungan darah. Menurut para ahli pengertian keluarga antara lain :
Gambar 1.2 Ilustrasi Keluarga |
a) Salvicion & Celis (1998)
Di dalam keluarga terdapat dua atau lebih dari dua pribadi yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan, di hidupnya dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan di dalam perannya masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan.
b) Duvall & Logan (1986)
Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, serta sosial dari tiap anggota keluarga
Jadi, dapat ditarik garis tengah bahwa pengertian Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan. Keluarga sebagai kelompok sosial terdiri dari sejumlah individu, memiliki hubungan antar individu, terdapat ikatan, kewajiban, tanggung jawab di antara individu tersebut.
D. Fungsi-Fungsi Keluarga
a. Fungsi Biologis
· Untuk meneruskan keturunan
· Memelihara dan membesarkan anak
· Memberikan makanan bagi keluarga dan memenuhi kebutuhan gizi
· Merawat dan melindungi kesehatan para anggotanya
· Memberi kesempatan untuk berekreasi
b. Fungsi Psikologis
· Identitas keluarga serta rasa aman dan kasih sayang
· Pendewasaan kepribadian bagi para anggotanya
· Perlindungan secara psikologis
· Mengadakan hubungan keluarga dengan keluarga lain atau masyarakat
c. Fungsi Sosial-Budaya
· Meneruskan nilai-nilai budaya
· Sosialisasi
· Pembentukan norma-norma, tingkah laku pada tiap tahap perkembangan anak serta kehidupan keluarga
d. Fungsi Pendidikan
· Penanaman keterampilan, tingkah laku dan pengetahuan dalam hubungan dengan fungsi-fungsi lain.
· Persiapan untuk kehidupan dewasa.
· Memenuhi peranan sehingga anggota keluarga yang dewasa
e. Fungsi Ekonomi
· Pembagian sumber-sumber tersebut untuk pengeluaran atau tabungan
· Pengaturan ekonomi atau keuangan
· Menanamkan sikap hemat agar tidak menimbulkan pola konsumtif
f. Fungsi Agama
· Bagaimana keluarga memperkenalkan dan mengajak anak dan anggota keluarga lain melalui kepala keluarga menanamkan keyakinan
· Memberikan arahan dan penanaman nilai-nilai agama, benar salah, dan baik buruknya dalam menjalani hidup didunia
E. Pengertian Masyarakat
Masyarakat (sebagai terjemahan istilah society) adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup (atau semi terbuka), dimana sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut. Kata "masyarakat" sendiri berakar dari kata dalam bahasa Arab, musyarak. Lebih abstraknya, sebuah masyarakat adalah suatu jaringan hubungan-hubungan antar entitas-entitas. Masyarakat adalah sebuah komunitas yang interdependen (saling tergantung satu sama lain). Umumnya, istilah masyarakat digunakan untuk mengacu sekelompok orang yang hidup bersama dalam satu komunitas yang teratur.
Menurut Syaikh Taqyuddin An-Nabhani, sekelompok manusia dapat dikatakan sebagai sebuah masyarakat apabila memiliki pemikiran, perasaan, serta sistem/aturan yang sama. Dengan kesamaan-kesamaan tersebut, manusia kemudian berinteraksi sesama mereka berdasarkan kemaslahatan.
Masyarakat sering di organisasikan berdasarkan cara utamanya dalam bermata pencaharian. Pakar ilmu sosial mengidentifikasikan ada: masyarakat pemburu, masyarakat pastoral nomadis, masyarakat bercocok tanam, dan masyarakat agrikultural intensif, yang juga disebut masyarakat peradaban. Sebagian pakar menganggap masyarakat industridan pasca-industri sebagai kelompok masyarakat yang terpisah dari masyarakat agrikultural tradisional. Masyarakat dapat pula diorganisasikan berdasarkan struktur politiknya: berdasarkan urutan kompleksitas dan besar, terdapat masyarakat band, suku, chiefdom, dan masyarakat negara.
Kata society berasal dari bahasa latin, “societas”, yang berarti hubungan persahabatan dengan yang lain. Societas diturunkan dari kata socius yang berarti teman, sehingga arti society berhubungan erat dengan kata sosial. Secara implisit, kata society mengandung makna bahwa setiap anggotanya mempunyai perhatian dan kepentingan yang sama dalam mencapai tujuan bersama.
F. Kelompok Sosial
a. Pengertian
Kelompok sosial adalah kumpulan manusia yang memiliki kesadaran bersama akan keanggotaan dan saling berinteraksi. Kelompok diciptakan oleh anggota masyarakat. Kelompok juga dapat memengaruhi perilaku para anggotanya.
Gambar 1.3 Ilustrasi Kelompok |
b. Ciri-ciri
Menurut Soerjono Soekanto, ciri-ciri dari kelompok sosial ialah sebagai berikut :
· Setiap anggota memiliki kesadaran bahwa ia adalah sebagian dari kelompok yang bersangkutan.
· Berstruktur, berkaidah, dan mempunyai pola perilaku.
· Adanya hubungan timbal balik antara anggota yang satu dengan anggota yang lainnya.
· Ada suatu faktor yang dimiliki bersama, sehingga hubungan antara mereka bertambah erat, misalnya: nasib yang sama, kepentingan yang sama, tujuan yang sama, ideologi politik yang sama, dan lain-lain.
c. Macam-macam Kelompok Sosial
Menurut Robert Bierstedt, kelompok memiliki banyak jenis dan dibedakan berdasarkan ada tidaknya organisasi, hubungan sosial antara kelompok, dan kesadaran jenis. Bierstedt kemudian membagi kelompok menjadi empat macam:
· Kelompok statistik, yaitu kelompok yang bukan organisasi, tidak memiliki hubungan sosial dan kesadaran jenis di antaranya. Contoh: Kelompok penduduk usia 10-15 tahun di sebuah kecamatan.
· Kelompok kemasyarakatan, yaitu kelompk yang memiliki persamaan tetapi tidak mempunyai organisasi dan hubungan sosial di antara anggotanya.
· Kelompok sosial, yaitu kelompok yang anggotanya memiliki kesadaran jenis dan berhubungan satu dengan yang lainnya, tetapi tidak terikat dalam ikatan organisasi. Contoh: Kelompok pertemuan, kerabat.
· Kelompok asosiasi, yaitu kelompok yang anggotanya mempunyai kesadaran jenis dan ada persamaan kepentingan pribadi maupun kepentingan bersama. Dalam asosiasi, para anggotanya melakukan hubungan sosial, kontak dan komunikasi, serta memiliki ikatan organisasi formal. Contoh: Negara, sekolah.
d. Klasifikasi Kelompok Sosial
a) Klasifikasi kelompok sosial berdasarkan cara terbentuknya :
ü Kelompok Semu
adalah kelompok yang terbentuk secara spontan tanpa perencanaan. Seperti crowd (kerumunan), publik, dan massa.
Ciri-cirinya : - Tidakdirencanakan
- Tidak terorganisir
- Tidak ada interaksi secara terus menerus
- Tidakada kesadaran berkelompok
ü Kelompok Nyata
adalah kelompok yang terbentuk karena memiliki maksud dan tujuan tertentu. Seperti kelompok stastistika, asosiasi dan kemasyarakatan.
Ciri-cirinya : - Agenda direncanakan
- Melalui organisir
- Ada interaksi intens antar anggota
- Memiliki kesadaran berkelompok
b) Klasifikasi kelompok sosial berdasarkan erat longgarnya ikatan antar anggota :
ü Paguyuban (Gemeinschaft)
adalah kelompok sosial yang anggota-anggotanya memiliki ikatan batin yang murni, bersifat alamiah, dan kekal.
Ciri-cirinya : - Terdapat ikatan batin yang kuat antaranggota
- Hubungan antar anggota bersifat informal
ü Patembayan (Gesselschaft)
adalah kelompok sosial yang anggota-anggotanya memiliki ikatan lahir yang pokok untuk jangka waktu yang pendek.
Ciri-cirinya : - Hubungan antaranggota bersifat formal
- Memiliki orientasi ekonomi dan tidak kekal
- Memperhitungkan nilai guna (utilitarian)
- Lebih didasarkan pada kenyataan sosial
c) Klasifikasi kelompok sosial berdasarkan kualitas hubungan antar anggota :
ü Primer (Primary Group)
adalah Merupakan kelompok yang didalamnya terjadi interaksi sosial yang anggotanya saling mengenal dekat dan berhubungan erat dalam kehidupan. Seperti keluarga, teman dekat, dan hubungan kekerabatan.
Ciri-cirinya : - Bersifat suka rela : pihak-pihak yang bersangkutan
benar-benar merasakan adanya suatu kebebasan
dalam pelaksanaannya
- Bersifat pribadi : hubungan tersebut melekat pada kepribadian seseorang dan tak dapat diganti oleh orang lain
- Bersifat ekslusif : Segala interaksi mengenai pribadi dan dilakukan secara personal dan informal
ü Sekunder (Secondary Group)
adalah hubungan yang terjadi biasanya bersifat lebih objektif. Interaksi sosial terjadi secara tidak langsung, berjauhan, dan sifatnya kurang kekeluargaan. Seperti perhimpunan, serikat kerja, dan partai politik.
Ciri-cirinya : - Bersifat profesional, interaksi sesuai kebutuhan
- Bersifat impersonal, masing-masing anggota tidak terlalu mengetahui karakter anggota yang lain
- Cenderung tidak langgeng dan sementara
d) Klasifikasi kelompok sosial berdasarkan pandang individu :
ü In-group
kelompok sosial di mana individu mengidentifikasikan dirinya. Sifat-sifat in- group pada umumnya didasarkan pada faktor simpati, dan selalu mempunyai perasaan dekat dengan anggota-anggota kelompok.
ü Out-grup
kelompok sosial yang oleh individu diartikan sebagai lawan in-group-nya. Sifat out-group selalu ditandai dengan sifat kelainan yang berwujud antagonisme dan antipati.
e) Klasifikasi kelompok sosial berdasarkan pencapaian tujuan :
ü Formal
Merupakan kelompok yang memiliki peraturan-peraturan dan tugas dengan sengaja dibuat untuk mengatur hubungan antar anggotanya. Seperti sekolah, perkantoran, dan kedinasan
ü Informal
Merupakan kelompok sosial yang terbentuk karena pertemuan yang berulang-ulang dan memiliki kepentingan dan pengalaman yang sama.
e. Faktor Terbentuknya Kelompok Sosial
a) Perspepsi
Pembagian kelompok didasarkan pada tingkat kemampuan intelegensi yang dilihat dari pencapaian akademis. Misalnya terdapat satu atau lebih punya kemampuan intelektual, atau yang lain memiliki kemampuan bahasa yang lebih baik. Dengan demikian diharapkan anggota yang memiliki kelebihan tertentu bisa menginduksi anggota lainnya.
b) Motivasi
Pembagian kekuatan yang berimbang akan memotivasi anggota kelompok untuk berkompetisi secara sehat dalam mencapai tujuan kelompok. Perbedaan kemampuan yang ada pada setiap kelompok juga akan memicu kompetisi internal secara sehat. Dengan demikian dapat memicu anggota lain melalui transfer ilmu pengetahuan agar bisa memotivasi diri untuk maju.
c) Tujuan dan Organisasi
Terbentuknya kelompok karena memiliki tujuan untuk dapat menyelesaikan tugas-tugas kelompok atau individu. Pengorganisasian juga dilakukan untuk mempermudah koordinasi dan proses kegiatan kelompok. Dengan demikian masalah kelompok dapat diselesaikan secara lebih efisien dan efektif.
d) Independensi dan Interaksi
Kebebasan merupakan hal penting dalam dinamika kelompok. Kebebasan disini merupakan kebebasan setiap anggota untuk menyampaikan ide, pendapat, serta ekspresi selama kegiatan. Namun kebebasan tetap berada dalam tata aturan yang disepakati kelompok. Sedangkan Interaksi merupakan syarat utama dalam dinamika kelompok, karena dengan interaksi akan ada proses transfer ilmu dapat berjalan secara horizontal yang didasarkan atas kebutuhan akan akan informasi tentang
II. Pemuda dan Sosialisasi
A. Pengertian Pemuda
Pemuda diidentikkan dengan kaum muda yang merupakan generasi bangsa, yang menentukan
perubahan-perubahan dimasa yang akan datang. Sebagai seorang mahasiswa/i kita adalah pemuda yang memiliki intelektual yang dapat berpikir demi perubahan dan kemajuan negara ini. Telah kita
ketahui bahwa pemuda atau generasi muda merupakan konsep-konsep yang selalu dikaitkan dengan
masalah nilai. Hal ini merupakan pengertian idiologis dan kultural daripada pengertian ini. Di dalam
masyarakat pemuda merupakan satu identitas yang potensial sebagai penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber insani bagi pembangunan bangsanya karena pemuda sebagai harapan bangsa dapat diartikan bahwa siapa yang menguasai pemuda akan menguasai masa depan.
Gambar 2.1 Ilustrasi Pemuda |
Princeton mendefinisikan kata pemuda (youth) dalam kamus Webstersnya sebagai “the time of life between childhood and maturity; early maturity; the state of being young or immature or inexperienced; the freshness and vitality characteristic of a young person”. Pernyataan ini menunjukkan bahwa pemuda adalah sebuah kehidupan yang berdiri direntang masa kanak-kanak dan masa dewasa dimasa inilah seorang pemuda bersifat labil, kontrol emosi dan kstabilan pendirian masih bisa dipengaruh oleh pihak luar.
Seorang pemuda mempunyai ciri yang khas yang menggambarkan seperti apa ia terlihat yang menunjukkan kepribadiannya. Seorang pemuda harus bisa beradaptasi dan bergaul dengan lingkungan disekitarnya. Maksudnya agar tumbuh sikap rasa peduli dan rasa kebersamaan didalam dirinya. Peran pemuda sangat dibutuhkan dalam pembangunan. Seorang pemuda dituntut dapat merubah keadaan kearah yang lebih baik bukannya memperburuk keadaan atau merusak tatanan yang telah ada. Calon-calon pemimpin yang akan datang, tokoh masyarakat atau bahkan menjadi panutan untuk orang lain.
B. Pengertian Sosialisasi
Menurut para ahli, sosialisasi diartikan sebagai berikut :
· Charlotte Buhler
Sosialisasi adalah proses yang membantu individu-individu belajar dan menyesuaikan diri, bagaiman cara hidup dan berpikir kelompoknya agar dia dapat berperan dan berfungsi dalam kelompoknya.
· Harton & Hunt
Sosialisasi sebagai proses dimana seorang internalisasikan norma-norma kelompok tempat hidup, sehingga berkembang menjadi satu pribadi yang unik.
· Soejono Dirdjosisworo
Sosialisasi adalah proses belajar, yaitu suatu proses akomodasi yang mana individu menahan, mengubah impulsimpuls dalam dirinya dan mengambil cara hidup atau kebudayaan masyarakatnya.
Jadi, dapat ditarik garis tengah bahwa Sosialisasi adalah suatu proses di mana individu mulai menerima dan menyesuaikan diri dengan unsur-unsur kebudayaan (adat istiadat, perilaku, bahasa, dan kebiasaan-kebiasaan) masyarakat, yang dimulai dari lingkungan keluarganya dan kemudian meluas pada masyarakat luas, lambat laun dengan keberhasilan penerimaan atau penyesuaian tersebut, maka individu akan merasa menjadi bagian dari keluarga atau masyarakat.
Gambar 2.2 Ilustrasi Sosialisasi |
a. Proses Terjadinya Sosialisasi
Sosialisasi dapat terjadi secara langsung bertatap muka dalam pergaulan sehari-hari, dapat juga terjadi secara tidak langsung melalui telepon, surat atau melalui media massa. Keadaan lingkungan di mana individu berada berperan penting dalam proses sosialisasi. Keadaan lingkungan menyebabkan individu mengaktualisasi dirinya untuk memperoleh sikap dan pola tingkah laku yang sesuai dengan masyarakat. Oleh karena itu, individu melakukan sosialisasi untuk mempelajari pola kebudayaan yang mendasar seperti bahasa, cara berjalan, cara makan, dan lain-lain.
· Proses Internalisasi, Proses internalisasi adalah proses panjang dan berlangsung seumur hidup yang dialami manusia. Dimana dalam proses ini ia belajar membentuk kepribadian melalui perasaan, nafsu-nafsu, dan emosi yang diperlukan sepanjang hidupnya.
· Proses Sosialisasi, Proses sosialisasi merupakan proses seorang individu mendapatkan pembentukan sikap untuk berperilaku sesuai dengan perilaku kelompoknya.
· Proses Enkulturasi, Proses inkulturasi adalah proses pembudayaan seseorang individu mempelajari dan menyesuaikan alam pikiran serta sikapnya dengan adat-istiadat, system norma, dan peraturan-peraturan yang hidup dalam kebudayaannya.
b. Bentuk-Bentuk Sosialisasi
a) Sosialisasi Primer, Sosialisasi primer merupakan bentuk sosialisasi pertama yang diterima atau dijalani seorang anak dilingkungan keluarganya, dan berfungsi mengantar mereka memasuki kehidupan sebagai anggota masyarakat. Di lihat dari segi caranya. Sosialiasasi yang berlangsung dalam keluarga dapat di bedakan menjadi :
· Sosialisasi Represif, Sosialisasi represif merupakan sosialisasi yang mengutamakan penggunaan hukum komunikasi suatu arah kepatuhan penuh anak–anak kepada orang tua karena peran orang tua dalam proses tersebut sangatlah dominan.
· Sosialisasi Partisipan, Sosialisasi partisipan dimaknai sebagai proses yang lebih mengutamakan penggunaan motivasi, komunikasi, penghargaan, dan hak otonomi kepada anak.
b) Sosialisasi Sekunder, Sosialisasi sekunder adalah bentuk sosialisasi lanjutan dimana seseorang menjalani sosialisasi dengan orang lain setelah keluarga atau di sektor-sektor kehidupan yang nyata dalam masyarakat.
c) Sosialisasi Formal, Sosialisasi formal adalah sosialisasi yang dilakukan melalui proses pendidikan atau disuatu lembaga formal.
d) Sosialisasi Non-formal, Sosialisasi non-formal merupakan sosialisasi yang tidak sengaja dilakukan seseorang dan terbuka bagi semua orang.
c. Fungsi Sosialisasi
a) Membentuk pola perilaku individu.
b) Menjaga keteraturan hidup dalam masyarakat.
c) Menjaga integrasi kelompok dalam masyarakat.
d. Tujuan Sosialisasi
· Menumbuhkan disiplin
· Menanamkan aspirasi atau cita-cita
· Mengenalkan lingkungan sekitar atau beradaptasi.
· Mengajarkan peran-peran sosial dan sikap-sikap penunjangnya.
· Mencegah terjadinya perilaku menyimpang dan menjaga hubungan sosial.
· Mengagarkan keterampilan sebagai persiapan dasaruntuk berpartisipasi dalam kehidupan orang dewasa.
e. Tahap Sosialisasi
· Tahap Persiapan (Preparatory Stage), Tahap ini adalah tahap yang dialami manusia sejak dilahirkan dan sering dikatakan sebagai tahap anak berusia 0- 2 tahun. Tahap ini juga seorang anak baru mulai mempersiapkan diri untuk mengenal dunia sosialnya.
· Tahap Meniru (Play Stage), Tahap ini seorang anak mulai belajar mengambil peran orang yang berda disekitarnya. Ia mulai menirukan peran yang dilihat, didengar, atau dijalankan oleh orang tuannya lingkungan sekitarnya.
· Tahap Siap Bertindak (Game Stage), Tahap ini anak bukan hanya mengetahui peran yang harus dijalankan, tetapi telah mengetahui peran yang harus dijalankan secara sadar layaknya seorang remaja. Disini seorang telah mampu menempatkan dirinya pada posisi orang lain dan hubungannya semakin kompleks.
· Tahap Penerimaan Norma Kolektif (Generalized Stage), Pada tahap ini seseorang telah dianggap dewasa. Tahap ini, mereka memahami peran yang dijalankan secara optimal. Seperti seorang murid yang memahami peran guru dan peran orang lain disekelilingnya.
f. Media Sosialisasi
Media sosialisasi adalah pihak-pihak yang memiliki peran penting dalam memengaruhi, melaksanakan atau melakukan sosialisasi. Ada beberapa agen yang utama dalam proses sosialisasi pada manusia, yaitu:
a) Keluarga, keluarga merupakan media sosialisasi pertama yang diterima seorang anak karena meliputi orang-orang dekatnya seperti : ayah, ibu, saudara kandung, saudara angkat, dan keluarga lain yang tinggal secara bersama-sama dalam suatu rumah.
b) Teman Bermain, teman bermain dialami seorang anak setelah media sosialisasi keluarga. Dalam media ini, seorang anak belajar berinteraksi dengan orang-orang yang sederajat karena mereka sebaya. Dalam sosialisasi dengan teman sebaya, seorang anak mempelajari peraturan yang mengatur peranan orang-orang yang kedudukannya sederajat. Sosialisasi ini juga, seorang anak mempelajari nilai-nilai sosial dan nilai-nilai keadilan.
c) Lingkungan Sekolah, sekolah merupakan media yang dialami seorang anak dilembaga pendidikan sekolah. Lembaga ini memberikan suatu pengaruh terhadap seorang anak berupa ilmu, keterampilan, kemandirian, prestasi, nilai dan norma kebudayaan bangsa atau negara, dan hal-hal yang belum ia temukan di media sosialisasi keluarga dan teman bermain.
d) Media Massa, media massa melakukan proses sosialisasi melalui media cetak (surat kabar, majalah, tabloid), media elektronik (televise, radio, video, internet, film). Media massa akan mempengaruhi atau mengajarkan kepada seseorang tentang hal-hal yang belum ia ketahui sebelumnya, baik berupa hal positif maupun negatif.
C. Peranan Pemuda (Mahasiswa) dalam Masyarakat
Pemuda memegang peranan penting dalam masyarakat, salah satunya adalah sebagai peng
gerak perkembangan dan kemajuan bangsa. Seorang pemuda haruslah mempunyai jiwa nasionalisme yang tinggi, sehingga bisa menggerakkan masyarakat untuk menjadi bangsa yang kuat dan mencintai tanah air sendiri.
Pemuda juga memiliki peran untuk menjadi contoh dalam masyarakat, yaitu menjadi peng
gagas untuk menjadi masyarakat yang aktif berkarya dan mengharumkan nama bangsa Namun masih banyak pemuda - pemuda dalam masyarakat yang mengarah keperan - peran yang merugikan diri mereka sendiri, seperti memakai obaat-obatan terlarang, bertindak anarkis dan lain sebagainya.
Gambar 3.3 Ilustrasi Semangat Pemuda |
Pemerintah seharusnya lebih serius dalam menangani pemuda-pemuda Indoesia yang seperti itu, mereka harus disadarkan dan dibimbing untuk menjadi pemuda-pemuda yang berguna dan menjadi kebanggaan Negara. Dan pemerintah sendiri pun harus mengoreksi diri agar bisa menjadi contoh yang baik dan bijaksana dalam menjalani tugasnya. Sehingga masyarakat bisa merasa dipedulikan dan adil serta memiliki derajat dan harga diri yang baik.
Semua peranan yang dimiliki para pemuda di Indonesia haruslah bisa menjadikan masyarakat dan bangsa ini menjadi lebih baik. Sumpah Pemuda sudah diucapkan oleh para pemuda Indonesia, seharusnya menjadi awal kebangkitan pemuda-pemuda Indonesia untuk menjadikan masyarakat, bangsa dan tanah air Indonesia menjadi berkembang dan maju serta menjadi masyarakat yang aktif dalam membangun Negara Indonesia.
SUMBER :
http://id.wikipedia.org/wiki/Keluarga/Masyarakat/Sosialisasi/KelompokSosial
Tidak ada komentar:
Posting Komentar